Sabtu, 10 Januari 2015

Segenggam Tentang Rindu

Tentang kamu, tentang cerita lama yang belum aku akhiri. Masih ada cerita itu ku simpan sendiri. Sudah 1 tahun lalu, 1 tahun yang ku jalani dengan begitu sulit. Bahkan itu sampai sekarangpun masih terasa sangat sulit. hari-hari yang ku jalani dengan memendam rindu, rindu pada sosok sepertimu. Sedih yang menjadi senyum, tangis yang menjadi tawa, marah yang menjadi bahagia, serta kegelisahan yang terasa menjadi sangat nyaman, semua itu kau yang menciptakannya. Entahlah, apa semua itu khusus kau lakukan hanya kepadaku atau memang sudah seperti itulah perangaimu. Aku masih tenggelam dalam lautan penuh rindu olehmu, bahkan meskipun cerita tentangmu yang bisa jadi menurutmu telah usai ini masih tetap memberikan cerita duka penuh luka. Aku selalu heran, selalu bingung pada diriku sendiri yang masih mampu bertahan bahkan ketika semuanya telah usai. Bahkan meski hanya aku yang mengenang semuanya.. sangat aneh bagiku karena akupun selalu merasa bahwa semua ini tak mengapa. Tidakkah kau merasa bersalah karena membuatku bertahan pada posisi ini sendirian ? sudahlah, bahkan akupun tak pernah menyalahkan dirimu, menyalahkan kehadiranmu, menyalahkan semua tentangmu. Yang ada hanyalah rasa syukur karena pernah kau beri tempat bermukim di hatimu itu.
Bahkan aku pernah melihatmu, kalian, tertawa riang didepan kita, seolah tak ada yang terjadi, dan cerita singkat tentang bulan dan matahari yang saling bertatapan di hari menjelang senja. Takkah kau ingat itu ? semua tentang tawa, tangis, senyum, bahagia, marah dan segala perasaan datar ini, tak ada satupun yang berkenang tanpa kehadiranmu. Sketsa  yang kau gambarkan dihatiku, tentang semua kenangan itu, aku benar-benar tak bisa membuang jauh segalanya, pun meski aku menginginkannya.
 Ini apa ? semua ini tentang apa ? akupun merasa bingung, apakah ini tentang aku yang mengharapkan kau kembali ? aku benar-benar tak tau.
Bagaimana ?? bagaimana jadinya jika kau membaca semua tulisan-tulisan ini ? tulisan duka penuh luka yang seluruhnya adalah epilog tentangmu ? satu hal, tak ingin ku dengar nyanyian elegi darimu. Cukup seperti ini saja.. aku akan bertahan sampai hari dimana pertahanan ini membuat aku bisa melenyapkan sekat itu..
Aku merindukanmu~




Salam,
-D.A-

Tidak ada komentar:

Posting Komentar